Beranda

Sunday 16 June 2013

Semangat Malam Blogger !
Alhamdulilah, menyempatkan untuk menggunggah selembar dua lembar tulisan masa lalu. Jaman ketika masi kuliah di Kota Jogja berhati nyaman. Yap, ini bukan tulisan tentang gizi, pangan atau kesehatan. Tapi ini tulisan esai tentang perpustakaan. Tempat favoritku dimanapun berada. Dahulu kebetulan pernah diminta menulis tentang ini oleh Koordinator Perpustakaan Pusat Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta (Ibu Puti Sudarwanti, SIP). Alhamdulilah lahir juga sebuah esai dari tangan yang masih lemah dan harus diasah lagi. Bagi pembaca budiman yang ingin memberikan saran dan kritik saya maturkan. Selamat menikmati :)
 
Pustakawati, Perpustakaan dan Masyarakat
“Perpustakaan Ideal adalah seperti Batang, Daun dan Buah”
Sandy Ardiansyah*
Mahasiswa DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
            Perpustakaan itu diibaratkan sebagai  sebuah batang yang tinggi, pustakawan dan pustakawatinya sebagai daun dan masyarakat sebagai buahnya. Dari ketiga analogi tersebut ini bisa didapatkan sebuah pernyataan bahwa semuanya saling membutuhkan dan berperan untuk menciptakan sebatang pohon yang memiliki daun rindang dan berbuah lebat atau perpustakaan yang berorientasi ke depan dengan melayani secara optimal.
            Perpustakaan yang baik adalah Perpustakaan yang dalam artian dapat mengundang masyarakat untuk datang dan duduk membaca buku. Seorang pustakawan atau pustakawati akan merasa senang apabila meja dan kursi di perpustakaan penuh terisi oleh masyarakat. Pustakawan atau pustakawati yang tugasnya melayani masyarakat khususnya yang datang ke perpustakaan haruslah bersikap ramah kepada siapa saja yang datang kje perpustakaan. Selayaknya istilah “Pembeli adalah Raja”, begitupun dengan pengunjung atau masyarakat yang ingin membaca.
            Perpustakaan adalah diibaratkan sebuah batang. Etiolgy dari batang yang bagus adalah batang yang kokok, tidak mudah rapu dan goyah. Perpustakaan haruslah menjadi tempat berteduh untuk mendapatkan pengetahuan, disamping itu pula dalam perpustakaan, kita sebagai pengunjung harus merasa nyaman dan aman berada di dalammnya seperti layaknya batang yang kokoh.
            Ketika seseorang duduk dibawah pohon yang rindang, dengan daun yang lebat makan akan terasa nyaman, damai dan santai. Sehingga kegiatan yang menggunakan otak untuk bekerja ini akan selalu terfokus. Begitupun dengan perpustakaan yang memiliki pustakawan atau pustakawati ini agar jangan ada lagi istilah pustakawan dan pustakawati yang galak tetapi buatlah sebuah perubahan yang bisa mengungkapkan bahwa pustakawan dan pustakawati itu adalah seperti daun pada sebuah batang yang lebat sehingga mampu meneduhi masyakarat atau pengunjung yang ingin ke perpustakaan.
            Masyarakat yang datang ke perpustakaan diibaratkan seperti buah. Karena apabila batang dan daunnya berkembang dan tumbuh lebih cepat maka perlahan akan berbuah lebih cepat begitupun apabila komponen perpustakaan baik pustakawan atau pustakawati, perpustakaannya sendiri maka akan mengakibatkan masyarakat yang akan berkunjung untuk membaca atau mencari pengetahuan akan lebih banyak.
            Perpustakaan idealnya adalah memiliki banyak referensi buku-buku baru serta jurnal-jurnal terbaru. Misalkan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang notabene nya merupakan perpustakaan kampus bidang kesehatan haruslah menyediakan media jurnal-jurnal terbaru sehingga masyarakat yang dalam pengertian disini adalah mahasiswa bisa mengetahui informasi-informasi terbaru khsusunya dibidang kesehatan (misalkan: diit mutakhir di Dunia, yang diperuntukkan bagi mahasiswa Jurusan Gizi).
            Melalui perpustakaan yang ideal secara tidak langsung bisa membantu program pemerintah khsususnya bidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui membaca. Ketika mendengar ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa : “Perpustakaan itu adalah Jendela Dunia” maka Jendela Dunia itu harus benar-benar didukung dari semua komponen sehingga terwujudlah perpustakaan yang ideal.
 
Penulis
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Kota Malang, Jawa Timur. 11.12 PM


Thursday 4 April 2013

Karya Tulis MAPRES Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta 2011



Semangat PAGI Blogger. Bagaimana kabar hari ini ? Pasti Allahuakabar sehat bergizi luar biasa :)

Kembali saya mencoba berbagi postingan, kali ini tentang karya tulis saya yang ditujukan pada pemerhati dan pengambil kebijakan pada daerah bencana letusan gunung merapi pada tahun 2011. Semoga tulisan yang sederhana ini bisa memberikan manfaat dan wawasan aktual yang lebih kepada para blogger semua. Karya tulis juga alhamdulillah sudah di publikasikan sebagai :

1. Juara II LKTI Nasional PIMGI di Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2011
2. Poster pada Simposium Gizi Nasional FK UGM tahun 2011
3. Poster Presentation - International Symposium on Welness, Healthy Lifestyle and Nutrition, Universiti Sains Malaysia 2012

Berikut merupakan link karya yang sudah di publishkan pada blog kampus Poltekkes Kemenkes Yogyakarta :


atau 


Selamat Menikmati :) 


MODEL POSYANDU SWASEMBADA SEBAGAI UPAYA MENYELAMATKAN ANAK-ANAK KORBAN BENCANA GUNUNG MERAPI DARI LOSS GENERATION

Sandy Ardiansyah1, Waryana2
(1) Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Yogyakarta, sandy_ahligizi @yahoo.co.id +6281367766648
(2) Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Yogyakarta+6287838490956


A. Latar Belakang
Bencana alam letusan Gunung Merapi mengakibatkan banyak kerugian. Kerugian  yang terjadi diantaranya kehilangan harta benda, rusaknya lingkungan, ekonomi masyarakat menurun.Ketersediaan pangan yang kurang akan mengakibatkan meningkatnya kasus  kurang energi protein (KEP) dan gizi buruk pada anak-nak. Hasil pemantauan status gizi yang dilakukan DPD persagi DIY terhadap anak-anak yang mengungsi akibat bencana erupsi Merapi, Kabupaten Sleman, didapatkan  kasus KEP pada  anak-anak pengungsi meningkat. Balita yang menderita KEP sebesar 14,5% dan balita yang dinyatakan gizi buruk sebesar 1,3%. Masalah KEP dan gizi buruk pada anak-anak akan mengancam kualitas generasi Indonesia di masa yang akan dating. Anak-anak yang menderita gizi buruk akibat bencana Gunung Merapi bila tidak ditangani dengan tepat dapat  mengakibatkan bangsa Indonesia akan mengalami “lost generation“ kehilangan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Bangsa dan Negara akan kehilangan sumberdaya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang karena anak merupakan generasi penerus bangsa.
Peran Posyandu sebagai salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan kebutuhan kesehatan dasar dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sudah diakui keberadaannya Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memperoleh wawasan tentang bagaimana upaya menyelamatkan anak-anak korban bencana Gunung Merapi dari loss generation melalui Posyandu Swasembada. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapatdijadikan salah satu upaya untuk menyelamatkan anak-anak korban bencana Gunung Merapi dari loss generation dengan melakukan inovasi perbaikan jenis kegiatan posyandu  sebagai wadah untuk menampung upaya mengatasi masal;ah KEP dan gizi buruk secara mandiri dengan menggunakan sumberdaya lokal.

B. Metodologi Penulisan
Ruang lingkup karya ilmiah ini adalah membahas masalah kesehatan masyarakat, khususnya masalah KEP dan gizi buruk pada anak-anak korban erupsi dengan posyandu model swasembada sehingga dapat menyelamatkan anak-anak korban Gunung Merapi dariloss generation. Penyusunan karya ilmiah ini dilakukan dengan metode telaah pustaka, observasi lapangan, dan wawancara mendalam  terhadap Ibu balita, Kader Posyandu, PKK, dan tokoh masyarakat. Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu mengkaji antara data yang diperoleh dari laporan hasil penelitian, laporan hasil pelayanan kesehatan dan observasi langsung di lapangan dengan teori yang terkait.

C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan data pemantauan status gizi pada pengungsi erupsi Gunung Merapai yang dilakukan oleh DPD Persagi Propinsi DIY, ditemukan anak KEP  sebesar 14,5%. Anak yang menderita KEP dan gizi buruk akan mempengaruhi sumberdaya manusia, karena  gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi buruk bila tidak ditangani dengan tepat dapat  mengakibatkan bangsa Indonesia akan mengalami “lost generation“ kehilangan sumberdaya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang karena anak merupakan generasi penerus bangsa.
Untuk mengatasi masalah KEP dan gizi buruk, sejak tahun 1960-an pemerintah mulai mengembangkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Pada tahun 1985 kegiatan utama UPGK diintegrasikan dalam kegiatan Posyandu. Fungsi posyandu sebagai lembaga masyarakat wadah yang menampung upaya upaya kesehatan masyarakat dan perbaikan gizi  belum mencapai hasil yang optimal. Hasil pengamatan langsung pada kegiatan posyandu dan  wawancara mendalam dengan responden ibu balita, tokoh masyarakat, kader posyandu, dan pengurus PKK di Shelter pengungsi dapat disimpulkan bahwa kegiatan posyandu yang selama ini berjalan dianggap sebagai tempat penimbangan sajasehingga  perlu  adanya revitalisasi posyandu.
Model ”Posyandu Swasembada” merupakan bentuk modifikasi posyandu yang selam ini sudah dilaksanakan di masyarakat dengan menambah kegiatan intervensi. Posyandu swasembada dapat dijadikan sebagai solusi model Posyandu dalam upaya untuk meyelematkan anak-anak korban bencana Merapi dari loss generation. Posyandu Swasembada bertujuan untuk meningkatkan fungsi Posyandu sebagai lembaga masyarakat untuk mencegah kasus KEP dan gizi buruk, memantau pertumbuhan anak dan mengatasi masalah KEP dan gizi buruk. Ciri khas posyandu model swasembada adalah adanya meja intervensi. Tindakan yang dilakukan pada meja intervensi adalah: konsultasi gizi, PMT, pemberian obat tradisional (jamu), pemijitan, dan rujukan.
Sering terjadi anak anak tidak mau makan sehingga asupan gizi anak kurang. Untuk meningkatkan nafsu makan anak salah satu cara dapat ditempuh dengan pemijitan pada anak. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak dengan nafsu makan rendah setelah dipijit nafsu makan anak meningkat. Pemijitan pada anak dapat  memperlancar peredaran darah pada anak sehingga menambah nafsu makan dan meningkatkan kesehatan anak. Dengan terwujudnya Posyandu Swasembada di wilayah pasca bencana letusan Gunung Merapi ini akanmenghasilkan kemandirian masyarakat dalam upaya mengatasi masalah KEP dan gizi buruk pada anak-anak melalui wadah Posyandu swasembadaManfaat jangka panjang dapat menyelamatkan anak-anak korban bencana Gunung Merapi dari loss generation.

D.  Penutup
  1. Kesimpulan
Model posyandu swasembada sebagai wadah untuk menanggulangi masalah  KEP dan gizi buruk pada balita secara mandiri dan tuntas. Posyandu swasembada diharapkan dapat menumbuhkan  pemberdayaan masyarakat baik di wilayah pasca bencana maupun wilayah lain yang tidak terkena bencana alam. Posyandu swasembada berbasis masyarakat dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri.

  1. Rekomendasi
Kepada pemerintah, untuk mengatasi masalah KEP dan gizi buruk pada balita dapat ditempuh dengan cara melakukan revitalisasi posyandu yang selama ini sudah berjalan dengan ”model posyandu swasembada” menambah kegiatan intervensi dalam bentuk kegiatan konsultasi gizi, pemberian makanan tambahan, pemberian obat tradisional (jamu), dan rujukan. Kegiatan intervensi ini dilakukan setelah kegiatan pencatatan hasil penimbangan. Posyandu swasembada dapat didajikan sebagai solusi model Posyandu dalam upaya untuk meyelamatkan anak-anak korban bencana Merapi dari loss generation.




Penulis

Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Istana Iodium BP2 GAKI Magelang
Magelang, Jawa Tengan, 21.59 AM

Friday 22 March 2013

Studi Gizi Masyarakat (Osteoporosis)

Semangat Pagi Blogger :) 
Alhamdulillah semangat posting ngeblog di Jumat Al Mubarok. Yang aku publish ini adalah karya tulis ilmiah aku ketika studi DIII Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Aku mengganggap KTI ini istimewa karena menurut akun perjuangan dalam menyelesaikan KTI dan penelitian ini sungguh luar biasa. Disamping itu aku berjuang bersamaan dengan Seleksi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) 2011 Politekenik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Anyway, masih banyak kekurangan disana sini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun aku harapkan hadir pada karya kecil ku ini :) Semoga Allah SWT selalu menuntun kita untuk amanah dan ikhtiar dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat :) Aamiin

Jika mau download, teman-teman blog silahkan klik tautan di bawah ini :
http://id.scribd.com/doc/131756249/Sandy-Koreksi-DR-REVISI-Jurnal-Poltekkes-Malang

atau bisa didownload di Jurnal BIMGI HPEQ Dikti Kemenkes RI

http://bimgi.bimkes.org/Terbitan/bimgi-volume-1-nomor-1/


FAKTOR RISIKO ASUPAN FE, INHIBITOR KALSIUM DAN JARAK KELAHIRAN TERHADAP KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA IBU HAMIL DI KLINIK NURANI GODEAN
(Presentasi Oral Simposium Gizi Nasional FK UGM 2011, Presentasi Poster Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X, LIPI 2012, Poster Presentation-International Symposium on Welness, Healthy Lifestyle and Nutrition, Universiti Sains Malaysia 2012 dan sudah diterbitkan dalam Jurnal Berkala Ilmiah Mahasiswa Gizi Indonesia (BIMGI) HPEQ Project, Kemendiknas RI Volume 1, 2012)
                             
Sandy Ardiansyah1, Tri Siswati2, Elza Ismail3, Nur Dwi Handayani4
  1. Jurusan Gizi Potekkes Kemenkes Yogyakarta (sandy_ahligizi@ymail.com, 081367766648)
  2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (tiur_gizi_yogya@yahoo.com, 081227614547)
  3. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
  4. Ahli Gizi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 

 Latar Belakang : Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan tertinggi jumlah penderita osteoporosis ke-3 yakni 23,5%. Osteoporosis bisa terjadi ketika seorang perempuan sedang hamil atau menyusui. Wanita yang sedang hamil harus mempunyai asupan Fe, kalsium yang lebih bagi perkembangan janin. Salah satu faktor yang menghalangi (inhibitor) penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat bersenyawa dengan kalsium membentuk garam yang tidak larut, antara lain konsumsi asam oksalat, natrium dan serat. Jarak kelahiran yang pendek juga dapat mempengaruhi risiko osteoporosis, kerena ibu belum mempunyai waktu yang cukup untuk mengembalikan kesehatan setelah persalinan sebelumnya.
Tujuan : Mengetahui faktor risiko asupan Fe, inhibitor kalsium dan jarak kelahiran terhadap kejadian osteoporosis pada ibu hamil
Metode : Penelitian observasional dengan rancangan case-control. Penelitian dilakukan di Klinik Nurani Godean tahun 2011. Sebanyak 90 ibu hamil terdiri dari 30 osteoporosis dan 60 non osteoporosis diteliti sebagai sampel. Data yang diteliti meliputi asupan Fe, inhibitor kalsium, jarak kelahiran, dan kepadatan tulang. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan metode FFQ Semikuantitatif dan di analisis dengan nutrisurvey dan CD Menu. Sedangkan kepadatan tulang diukur dengan Quantitative Ultrasound Bone Densitometry. Analisis statistik yang digunakan untuk mencari faktor risiko atau Odds ratio dari masing-masing variabel.
Hasil : Sebagian besar ibu hamil osteoporosis terjadi pada trimester ke III (60%), mempunyai asupan Fe berisiko (93,3%), asupan asam oksalat berisiko (53,3%), asupan natrium yang berisko (56,7%), asupan serat berisiko (56,7%) dan jarak kelahiran berisiko (3,3%). Sedangkan, sebagian besar ibu hamil non osteoporosis terjadi pada trimester II (35%) dan III (33,3%), mempunyai asupan Fe berisiko (91,7%), asupan asam oksalat berisiko (30%), asupan natrium berisiko (45%), asupan serat berisiko (48,3%) dan jarak kelahiran berisiko (1,7%).
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini adalah Ibu hamil dengan asupan Fe yang kurang mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,27 kali dibandingkan asupan Fe yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan asam oksalat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 2,66 kali dibandingkan asupan asam oksalat  yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan natrium yang lebih mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 1,59 kali dibandingkan asupan natrium yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan serat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,39 kali dibandingkan asupan serat yang cukup ; Ibu hamil dengan jarak kelahiran yang dekat mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 2,03 kali dibandingkan jarak kelahiran yang cukup.

Saran :
Banyak faktor yang berhubungan dengan faktor risiko kejadian osteoporosis pada ibu hamil. Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, sehingga saran yang dapat peneliti berikan adalah :
1.      Meningkatkan asupan Fe dari yang berasal dari makanan disamping ada penambahan suplemen.
2.      Agar tidak terjadi interaksi penghambat pada inhibitor kalsium (asam oksalat, natrium dan serat) maka disarankan untuk mengimbangi dengan konsumsi sumber pangan yang beraneka ragam.
3.      Memperhatikan pengaturan waktu jarak kelahiran anak untuk mempersiapkan kesehatan ibu dalam hal mengembalikan asupan kalsium dan Fe setelah proses persalianan.

Kata Kunci : Asupan Fe, Inhibitor Kalsium, Jarak Kelahiran, dan Osteoporosis.

Friday 8 March 2013

Antioksidan Teh Hijau (Camelia sinensis)


Semangat Malam Blogger. Akhirnya aku mulai berani publish bidang pangan dan gizi juga. Alhamdulillah :) Ini adalah sebuah tulisan saya, yang berikut merupakan saya ikutkan pada Lomba Essay yg diadakan oleh Penerbit Agromedia. Menyambung cerita perjalanan saya ke Perkebunan Teh beberapa waktu lalu, sy ingin berbagi tentang manfaat Antioksidan di dalam Teh Hijau. Berikut merupakan secara lengkap , atau bisa di buka di link berikut :

Antioksidan Teh Hijau (Camelia sinensis)
Oleh Sandy Ardiansyah

Antioksidan merupakan senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Ada 3 macam antioksidan yaitu Antioksidan yang dibuat oleh tubuh sendiri yang berupa enzim, antara lain : superoksida dismutase, glutathione peroxidase, perxidasi dan katalase, Antioksidan alami yang diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu tokoferol, vitamin C, beta karoten, flavonoid, dan senyawa fenolik dan Antioksidan sintetik yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu Butylated  Hiroxyanisole (BHA), BHT, TBHQ, PG, dan NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak.
Dewasa ini, merebaknya penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh pola konsumsi yang salah. Menyebarnya makanan-makanan cepat saji yang hanya tinggi lemak dapat mengakibatkan terjadi nya obesitas yang lambat laun akan meningkat menjadi sumber penyakit degeneratif lainnya.
Teh hijau merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki antioksidan alami yang terkandung senyawa flavonoid disebut dengan katekin. Tingginya kandungan katekin pada teh hijau berperan sebagai antioksidan alami. Aktivitas polifenol maupun katekin ini berfungsi untuk mencegah radikal bebas sehingga dapat mengurangi kerusakan sel tubuh. Daya antioksidan komponen katekin lebih besar jika dibandingkan dengan vitamin C ataupun β-karoten.
Teh (Camelia sinensis) merupakan bahan minuman yang dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Teh merupakan minuman yang dikonsumsi pada banyak negara dan di seluruh lapisan masyarakat. Tingkat produksi teh Indonesia tahun 2009 mencapai 120.000 ton per tahun atau memenuhi sekitar 5,8 persen kebutuhan dunia dengan luas kebun 148.000 hektar. Dari data ATI (Asosiasi Teh Indonesia), teh menyumbangkan devisa 110 juta dollar per tahun. Dari data ini, teh sebagai peranan komoditas dalam perekonomian di Indonesia yang cukup strategis.
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh juga memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Seperti mencegah pertumbuhan kanker, menurunkan tekanan darah, mencegah karies gigi, dan lain-lain. Teh hijau merupakan hasil olahan pucuk daun teh tanpa melalui proses fermentasi. Pengolahannya dilakukan dengan cara menginaktifasi enzim polifenol oksidase yang terdapat pada pucuk daun teh segar, yaitu dengan pemanasan ataupun penguapan dengan uap panas. Adanya proses tersebut dapat mencegah terjadinya oksidasi enzimatik pada kandungan katekin teh.
Beraneka produk minuman berbasis teh hijau banyak dijumpai di pasaran dalam bentuk teh hijau celup, teh kering dalam kemasan dan produk teh hijau ready to drink (RTD). Keanekaragaman produk teh hijau ini merupakan langkah dalam mengantisipasi pasar yang masih luas ditambah lagi Indonesia memiliki perkebunan teh yang cukup luas.
Menurut Graham (1984); Van Steenis (1987) dan Tjitrosoepomo (1989) dalam Tuminah (2004), tanaman teh Camellia sinensis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
                        Divisi               : Spermatophyta
                        Sub divisi        : Angiospermae
                        Kelas               : Dicotyledoneae
                        Sub kelas         : Dialypetalae
                        Ordo                : Guttiferales
                        Familia            : Camelliaceae
                        Genus              : Camellia
                        Spesies            : Camellia sinensis
Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Terdapat dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu Camellia sinensis var. assamica yang berasal dari Assam dan Camellia sinensis var. sinensis yang berasal dari Cina. Camellia sinensis var. assamica memiliki daun yang lebih besar dengan ujung runcing, sedangkan C. sinensis var. sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya sedikit tumpul. Teh hijau pada umumnya diolah dari Camellia sinensis var. sinensis. Pada jenis Assam (Camellia sinensis var. Assamica) mempunyai tingkat polifenol tinggi, sehingga rasa yang dihasilkan akan lebih sepat dan pahit (Cabrera, et al., 2006).
Teh hijau dibuat dengan cara pemanasan (pan-frying) atau pemberian uap panas (steaming) yang bertujuan untuk menginaktivasi polifenol oksidase. Tahapan pengolahan teh hijau yang baik dan benar terdiri dari pelayuan, penggulungan, pengeringan, dan sortasi kering. Cabrera, et al. (2006) menyatakan pula bahwa karakteristik proses pembuatan teh hijau terletak pada proses pemanasan awal yang dapat menginaktivasi enzim polifenol oksidase. Enzim ini berpengaruh terhadap perubahan flavanol pada daun teh menjadi senyawa polifenol pada teh hitam.
Ekstrak teh hijau memiliki potensi dalam skala besar jika diaplikasikan sebagai antioksidan alami. Aktivitas antioksidan katekin lebih tinggi daripada BHA dan α-tokoferol pada lemak babi dan minyak salad. Epigalokatekin galat (EGCG) juga menunjukkan hubungan yang sinergis dengan asam askorbat, α-tokoferol, asam sitrat dan asam tartara.  Yang, et al. (2009) juga menyatakan bahwa sebanyak satu cup teh hijau, yaitu sekitar 2,5 gram teh yang diseduh dengan 250 ml air panas, mengandung 620 – 880 mg senyawa larut air, dimana sepertiga kandungannya merupakan katekin.
Sebagai bahan antioksidan manfaat teh hijau sangat beraneka ragam, salah satunya adalah untuk menurunkan berat badan, Penelitian yang dilakukan oleh Margriet et al (2005) yang dimuat di Jurnal Obesity Research pada 76 orang yang mengalami overweight dan diberi suplemen teh hijau (270 mg epigallocatechin Gallate)  berupa 2 s/d 6 kapsul sebelum makan selama 4 minggu treatment dan 3 bulan pemeliharaan berat badan menunjukkan penurunan berat badan 5,9 kg dan dapat tetap mempertahankan berat badan pada masa pemeliharaan. Mekanisme penurunan berat badannya adalah melalui Thermogenesis dan fat oxidation. Disamping itu, sebuah penelitian baru yang dilakukan para ilmuwan Swiss menyimpulkan bahwa minum teh hijau dapat meningkatkan metabolisme tubuh sebanyak 4%. Metabolisme tubuh sangat berperan penting terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh.
Oleh karena itu, teh hijau adalah sumber antioksidan alami yang hamper tidak mempunyai pengaruh akan efek samping yang ditimbulkannya. Meskipun demikian, kita harus tetap melihat pola konsumsi lainnya sehingga terjadi keseimbangan metabolisme yang sangat mempengaruhi kesehatan tubuh.


Referensi :
Cabrera, C., R. Artacho, and R. Gimenéz. 2006. Beneficial Effect of Green Tea – A Review. J. American College of  Nutrition. 25(2): 79 – 99.
Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami: Penangkal Radikal Bebas. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Madhavi, D. L., S. S. Deshpande, and D. K. Salunkhe. 1995. Food Antioxidant: Technological, Toxicological, and Health Perspectives. Marcel Dekker, Inc. New York.
Soraya, N. 2007. Sehat dan Cantik Berkat Teh Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
Thomson, L. 2008. Tea and its Place in Jamaican Society. http://www.culinarydelightsblog.com/wp-content/uploads/2007/08/tea-plant3.jpg. Tanggal akses 28 Januari 2011.
Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Tinjauan kepustakaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan  RI. No. 144: 52 – 54.
Yang, C. S., J. D. Lambert, and S. Sang. 2009. Antioxidative and Anti-carcinogenic Activities of Tea Polyphenols. Artikel Ilmiah. Arch Toxicol 83: 11 – 21.

Penulis
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Kost No 9 Jalan Pisang Kipas No 10
Malang, Jawa Timur, 12.48 AM

Monday 4 March 2013

Perkebunan Teh Lawang Malang

         Kembali lagi tulisan yang aku publish malam ini bukan tentang dunia gizi dulu --- Masih bercerita tentang perjalanan ku mengunjungi salah satu objek wisata di Kota Malang. Tepatnya di Kecamatan Singosari, Lawang, Kabupaten Malang. Cerita ini aku prioritaskan untuk aku tulis agar bisa up to date ceritanya, karena aku dan teman-teman mengunjungi Perkebunan Teh Lawang kemaren, yaitu Sabtu, 2 Maret 2013. Begini cerita perjanalan kami dan galeri foto-fotonya.

Maskot WOW "Wisata Agro Wonosari"
         Rencana akan berpikinik ria di Perkebunan Teh sudah dibicarakan sehari sebelum keberangkatan. Singkat, akhirnya siang hari pukul 12 an kami pun berangkat menuju Kota Lawang, yaitu Perkebunan Teh PTPN. Pasukan terdiri dari 5 motor dengan jumlah 10 orang. Mereka semua adalah temen kelas DIV Alih Jenjang Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

---Jalanan macet menuju ke sana, karena jalanan yang kami tempuh adalah jalanan besar / jalan lintas provinsi menuju kota Surabaya. Banyak mobil-mobil besar yang harus membuat kami berhati-hati di jalan.
Akhirnya sekitar 1.5 jam perjalanan dari Malang, kami sampai juga di Perkebunan Teh Kota Lawang.

Taman Bermain PTPN Rolas Lawang
Jam menunjukkan pukul 14.00 di siang hari dan berada di ketinggian membuat udara di sekitar Perkebunan Teh sangat sejuk. Sedikit tetesan embun membasahi peluh muka, membuat jernih pikiran dan rehat sejenak dari kehidupan kampus yang sangat padat, ngelab yang membabi buta terlepaskan semua disini. 

Aku NARSIS Ku dan KEBUN TEH
Disamping sekumpulan anak muda ABG, kami juga bersama dengan suami isteri bahagia yang merupakan pasangan Ahli Gizi dari Gorontalo. Nama nya Husain Usman, beliau adalah temen sekelasku, tugas belajar dari Dinkes Bone Bolango, Gorontalo. Kami di kelas, memanggilnya Bapak. Karena beliau sudah beristeri dan 2 orang anak. Isterinya pak husain juga sedang melanjutkan studi di S1 Gizi FK UB. 
Berikut merupakan kemesraan Pak Husain di Ayunan bernada Cinta. Cuit-----Cuit

Pak Husain dan Bu Husain (Pasangan Ahli Gizi)

Selain Pak Husain, ada seorang yang sudah aku anggap sebagai kakak ku/mbak ku sendiri. Beliau adalah Koordinator Terbaik Suplemen Terbaik se Indonesia :). Namanya Nuraini Mukaromah. Kami memanggilnya Mb Aini. Beliau sudah mempunyai 1 suami dan masih menunggu untuk dikaruniani putra/putri. Semoga secepatnya ya mb. Aamiin. Mb Aini sangat baik lho, dia sering mentraktir aku dan teman2 lain makan, yaa secara kami anak kost an yang jauh dari keluarga. Anyway, mb aini joss pokoknya. Pemikiran dia bisa membuat orang bertekuk lutut. Mb Aini ini, logika nya main sekali. Disamping itu dia memiliki sifat yang terkesan cuek. Namun dibalik kecuekan nya, dia sangat peduli dengan kehidupan sekitar dan hatinya pun mudah tersentuh dengan hal-hal yang sensitif. Tp mb Aini tetaplah mb Aini, banyak pelajaran-pelajaran hidup yang aku peroleh dan bisa aku jadikan pedoman untuk hidupku ke depan dari sang Aini Moon (Nama di Fb nya) sehingga dia mendapat julukan juga "Sailor Moon"


Aku dan Mb Aini di depan Maskot Kebun Teh

Kami mulai menanjak setapak demi setapak perkebunan teh, sambil menikmati udara perkebunan yang sejuk dan diiringi kabut/embun yang mulai turun. Di dalam hamparan kebun teh, kami mulai memasang gaya satu dengan yang lain. Check it out, Our Show :)

Pasukan Berkabut di Perkebunan Teh Lawang

Embun Sore di Perkebunan Teh

Laskar Embun Teh

Aku dan Pucuk Daun Teh

Saat melewati jalanan menuju kebun teh, ada papan informasi yang berisi kata-kata mutiara yang membuat kita untuk selalu berbagi dan bersyukur dalam menjalani hidup ini :)

IKHLAS itu INDAH

Setelah asyik beraction di dalam kebun teh, akhirnya hari menjelang malam. dan kami pun bersantai hingga menunggu maghrib di kedai teh yang disediakan di area tersebut. Kami menikmati teh hangat asli dari kebun teh dengan harga cuma 4000 rupiah/cangkir.


Aku dan Tabung Teh di PTPN Rolas
Teh itu menyejukkan pikiran dan hati. Ketika memang sedang berada dalam banyak persoalan, usahakan sedikit waktu untuk meneguk secangkir teh. Karena di dalam teh mengandung zat penenang yang bisa disalurkan oleh sensorik sehingga membuat keadaan menjadi tenang. So, tunggu apalagi, Konsumsi lah teh apalagi teh asli di Perkebunan Teh Rolas, Lawang, Malang.

Fresh from TEH ROLAS Lawang

Terimakasih kepada teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam liburan singkat, refreshing di Perkebunan Teh Lawang Rolas Wonosari Malang. Semoga membuat kita tambah bersemangat dalam menikmati dan berjuang di semester akhir, penelitian skripsi dan persaudaraan semakin erat dalam pertemanan kita. 

Semangat Menjadi Sarjana Terapan Gizi yang ISTIMEWA !

TEH Istimewa !
Penulis
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Kost No 9 Jalan Pisang Kipas No 10
Malang, Jawa Timur, 10.17 PM

Sunday 17 February 2013

Etiket

Semangat Pagi Dunia
Semangat Pagi Blogger

Alhmamdulilah akhirnya bisa menulis posting yang kedua. Meskipun belum nulis yang berat-berat. Anyway, aku mau cerita dulu kenapa aku memutuskan untuk mutasi ke blog baru. 

1. Karena aku mempunyai mimpi baru yaitu ketika aku sudah tiada, maka blog ini lah yang menjadi amalan jariyah hidupku (Aamiin)

2. Blog yang lama, aku kurang update email nya dan sedikit lupa dengan sandi nya.
Tapi jika teman-teman blogger ingin melihat blog lama ku, silahkan ya. Gak dilarang kok, karena isi nya kebanyakan pengalaman hidup ku semasa itu, dan banyak sekali pengalaman dan kegiatan yang belum aku sempat tulis disana. Insya allah semuanya akan aku rangkum di blog baru ku ini. Check it out !



3. Aku ingin berbagi dengan cerita hidup ku, pengalaman hidup ku dan ilmu yang sudah aku dapatkan hingga jenjang studi ku sekarang. 

4. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik dan bermanfaat 


Akhirnya tibalah pada my new blog yang insya allah bisa bermanfaat buat semua teman-teman blogger.

my new blog : http://blogkusandy.blogspot.com/


Salam Penuh Semangat (Agent of Change & Agent of Development)


Koleksi Foto Februari, 2011 (Praktik MAGK/MSPMRS di RSUD Dr Saiful Anwar Malang)



Penulis
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Kamar Kost No 09, Jalan Pisang Kipas 10
Malang, Jawa Timur. 10:05