Sekarang Era-nya
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014
Oleh Sandy Ardiansyah, Amd.Gz, ST.Gizi
(Ahli Gizi RSUD Talang Ubi Kabupaten PALI)
Masyarakat awam dewasa ini mungkin
masih mengenal 4 sehat 5 sempurna sedari menuntut ilmu di bangku sekolah dasar
(SD), bahkan dari sejarahnya pedoman ini diperkenalkan kepada msyarakat sudah
sejak tahun 1952. Pedoman yang mensyaratkan sehari-hari untuk mengkonsumsi
makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan ditambah susu sebagai penyempurnanya.
Namun atas dasar petimbangan buah dan susu yang masih belum banyak bisa
dijangkau untuk masyarakat kalangan ekonomi rendah dan tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta
masalah dan tantangan yang dihadapi maka pedoman ini mengalami revisi dan sudah
tidak lagi diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan.
Sejak
tahun 1990-an digerakkan program Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang
berjumlah 13 pesan. Sosialisasi PUGS banyak mengalami kendala dan kurangnya
perhatian masyarakat mengenai pedoman tersebut sehingga belum tercapainya
harapan terhadap PUGS kepada msyarakat luas. Oleh karena itu, untuk
menyempurnakan kembali pedoman gizi yang sesuai maka telah tersusun Pedoman
Gizi Seimbang yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 setelah diselenggarakan
workshop untuk mendapatkan masukan dari para pakar pemerintah serta non
pemerintah, lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi. Hasil dari
pertemuan ini dihasilkan Pola makan yang baik adalah berpedoman pada Gizi
Seimbang.
Gizi
mempunyai peranan yang vital terhadap kemajuan bangsa, karenadengan gizi yang
seimbang turut membantu memajukan bangsa dalam arti mempunyai derjat kesehatan
yang tinggi, kecerdasan yg optimal, dan produktivitas kerja yang tinggi. Pola konsumsi
pangan yang baik atau seimbang adalah konsumsi pangan yang tercukupi baik
kuantitas maupun kualitasnya di tingkat keluarga maupun individu. Selain itu perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) juga merupakan sebagai poin penting. Gambar 1.
Menunjukkan porsi makan untuk sekali makan masyarakat Indonesia yang ideal
terdiri atas makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan ditambah dengan
konsumsi air putih dan membatasi gula, garam dan minyak untuk setiap masakan.
Lebih lanjut, pola hidup bersih dan sehat dicerminkan dalam prining makannku
ini yaitu biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan untuk
menghindari kontaminasi yang dapat menyebabkan sumber penyakit. Oleh karena
itu, visualisasi piring makananku ini sangat baik untuk diterapkan untuk
mendukung upaya peningkatan asupan gizi hingga menjadi seimbang guna melahirkan
generasi bangsa yang berkualitas.
Gambar 1.
Ilustrasi Piring Makanku Sekali Makan
Pedoman Gizi Seimbang yang baru ini merupakan penyempurnaan
pedoman-pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar
prinsip yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu
1. Mengonsumsi makanan beragam,
tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya,
kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih, yang
kaitannya erat dengan Pedoman Gizi Seimbang.
3. Melakukan aktivitas fisik, sebagai
penyeimbang intake energi dan proses penyerapan zat gizi di dalam tubuh.
4. Mempertahankan dan pemantauan Berat
Badan (BB) secara rutin untuk mengantisipasi kekurangan berat badan atau
kelebihan berat badan.
Berikut
merupakan Pesan-pesan yang terdapat di dalam Pedoman Gizi Seimbang tahun 2014,
yaitu :
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam
makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup
buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang
mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengonsumsi aneka
ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin
dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup
dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan
pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air
bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup
dan pertahankan berat badan normal
PGS yang baru ini dilengkapi pula dengan pesan
visualisasi untuk konsumsi kita sehari-hari yang digambarkan “Tumpeng”
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Visualisasi Tumpeng Gizi Seimbang
Istilah kurang gizi masih menjadi permasalahan
yang belum terselesaikan hingga kini, ditambah lagi polemik terhadap permasalahan
gizi lebih yang dianggap sebagai simbol kemakmuran turut menjadi perhatian
dewasa ini. Kedua masalah gizi yang sedang di hadapi Indonesia adalah “beban
ganda masalah gizi”. Oleh karena itu visualisasi piring makannku dan tumpeng
gizi seimbang sebagai media yang dapat membantu mencegah terjadinya
permasalahan gizi. Berdasarkan data Riskesdas / Riset Kesehatan Dasar Nasional (2013)
yang baru dipublikasikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan untuk prevalensi
berat badang kurang (underweight) sebesar 19,6% yang terdiri atas 5,7% gizi
buruk dan 13,9% gizi kurang. Angka ini menyebabkan terjadinya peningkatan angka
nasional dari tahun sebelumnya 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%). Padahal menurut
Bappenas (2012) untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5%, maka
prevalensi berat kurang (kurang gizi dan gizi buruk) harus diturunkan sebesar
4,1% dalam periode 1 tahun ini hingga 2015. Hal ini menjadi pekerjaan rumah
besar yang harus dicapai. Selain itu permasalahan gizi lebih yait32,9% wanita
dewasa dan 19,7% pria dewasa mengalami obesitas (IMT >25,0). Hal ini
merupakan risiko yang erat serta faktor dominan untuk terserangnya penyakit
degeneratif (DM, Hipertensi, Jantung, dan lain-lain).
Peranan ibu sebagai koki terbaik di
keluarga menjadi sangat penting untuk diperhatikan guna mengoptimalkan
pemenuhan gizi pada tingkatan paling utama yaitu keluarga. Bukan hanya mengenai
asupan gizi melainkan pola asuh menjadi salah satu peranan penting dalam
keluarga. Sebab itu diperlukan pengetahuan yang baik dari Ibu. Lebih lanjut,
dalam wadah masyarakat perlu adanya sosialisasi mengenai Pedoman Gizi Seimbang
melalui PKK di daerah-daerah. Akhirnya, pertanyaan bagi diri pribadi kita
adalah Apakah sudah menerapkan Gizi Seimbang sehari-hari ? Makan beranekaragam,
hidup bersih dan sehat, lakukan aktifitas fisik dan pantau berat badan secara
berkala agar tubuh sehat dan hidup kita akan lebih produktif. Jika memang
belum, marilah kita awali dari sekarang sehingga kita bisa menabung untuk
investasi kesehatan jangka panjang yang berkualitas.