Beranda

Monday, 24 February 2014

Sekarang Era-nya Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014



Sekarang Era-nya Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014
Oleh Sandy Ardiansyah, Amd.Gz, ST.Gizi
(Ahli Gizi RSUD Talang Ubi Kabupaten PALI)
               Masyarakat awam dewasa ini mungkin masih mengenal 4 sehat 5 sempurna sedari menuntut ilmu di bangku sekolah dasar (SD), bahkan dari sejarahnya pedoman ini diperkenalkan kepada msyarakat sudah sejak tahun 1952. Pedoman yang mensyaratkan sehari-hari untuk mengkonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan ditambah susu sebagai penyempurnanya. Namun atas dasar petimbangan buah dan susu yang masih belum banyak bisa dijangkau untuk masyarakat kalangan ekonomi rendah dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi maka pedoman ini mengalami revisi dan sudah tidak lagi diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan.
               Sejak tahun 1990-an digerakkan program Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berjumlah 13 pesan. Sosialisasi PUGS banyak mengalami kendala dan kurangnya perhatian masyarakat mengenai pedoman tersebut sehingga belum tercapainya harapan terhadap PUGS kepada msyarakat luas. Oleh karena itu, untuk menyempurnakan kembali pedoman gizi yang sesuai maka telah tersusun Pedoman Gizi Seimbang yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 setelah diselenggarakan workshop untuk mendapatkan masukan dari para pakar pemerintah serta non pemerintah, lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi. Hasil dari pertemuan ini dihasilkan Pola makan yang baik adalah berpedoman pada Gizi Seimbang.
               Gizi mempunyai peranan yang vital terhadap kemajuan bangsa, karenadengan gizi yang seimbang turut membantu memajukan bangsa dalam arti mempunyai derjat kesehatan yang tinggi, kecerdasan yg optimal, dan produktivitas kerja yang tinggi. Pola konsumsi pangan yang baik atau seimbang adalah konsumsi pangan yang tercukupi baik kuantitas maupun kualitasnya di tingkat keluarga maupun individu. Selain itu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga merupakan sebagai poin penting. Gambar 1. Menunjukkan porsi makan untuk sekali makan masyarakat Indonesia yang ideal terdiri atas makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan ditambah dengan konsumsi air putih dan membatasi gula, garam dan minyak untuk setiap masakan. Lebih lanjut, pola hidup bersih dan sehat dicerminkan dalam prining makannku ini yaitu biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan untuk menghindari kontaminasi yang dapat menyebabkan sumber penyakit. Oleh karena itu, visualisasi piring makananku ini sangat baik untuk diterapkan untuk mendukung upaya peningkatan asupan gizi hingga menjadi seimbang guna melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.


 

Gambar 1. Ilustrasi Piring Makanku Sekali Makan

Pedoman Gizi Seimbang yang baru ini merupakan penyempurnaan pedoman-pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu
1.    Mengonsumsi makanan beragam,  tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.
2.     Membiasakan perilaku hidup bersih, yang kaitannya erat dengan Pedoman Gizi Seimbang.
3.   Melakukan aktivitas fisik, sebagai penyeimbang intake energi dan proses penyerapan zat gizi di dalam tubuh.
4. Mempertahankan dan pemantauan Berat Badan (BB) secara rutin untuk mengantisipasi kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan.

Berikut merupakan Pesan-pesan yang terdapat di dalam Pedoman Gizi Seimbang tahun 2014, yaitu :
1.      Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2.      Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3.      Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4.      Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5.      Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6.      Biasakan Sarapan
7.      Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8.      Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9.      Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10.  Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

PGS yang baru ini dilengkapi pula dengan pesan visualisasi untuk konsumsi kita sehari-hari yang digambarkan “Tumpeng” ditunjukkan pada Gambar 2.



Gambar 2. Visualisasi Tumpeng Gizi Seimbang

Istilah kurang gizi masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan hingga kini, ditambah lagi polemik terhadap permasalahan gizi lebih yang dianggap sebagai simbol kemakmuran turut menjadi perhatian dewasa ini. Kedua masalah gizi yang sedang di hadapi Indonesia adalah “beban ganda masalah gizi”. Oleh karena itu visualisasi piring makannku dan tumpeng gizi seimbang sebagai media yang dapat membantu mencegah terjadinya permasalahan gizi. Berdasarkan data Riskesdas / Riset Kesehatan Dasar Nasional (2013) yang baru dipublikasikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan untuk prevalensi berat badang kurang (underweight) sebesar 19,6% yang terdiri atas 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Angka ini menyebabkan terjadinya peningkatan angka nasional dari tahun sebelumnya 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%). Padahal menurut Bappenas (2012) untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5%, maka prevalensi berat kurang (kurang gizi dan gizi buruk) harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 1 tahun ini hingga 2015. Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar yang harus dicapai. Selain itu permasalahan gizi lebih yait32,9% wanita dewasa dan 19,7% pria dewasa mengalami obesitas (IMT >25,0). Hal ini merupakan risiko yang erat serta faktor dominan untuk terserangnya penyakit degeneratif (DM, Hipertensi, Jantung, dan lain-lain).
Peranan ibu sebagai koki terbaik di keluarga menjadi sangat penting untuk diperhatikan guna mengoptimalkan pemenuhan gizi pada tingkatan paling utama yaitu keluarga. Bukan hanya mengenai asupan gizi melainkan pola asuh menjadi salah satu peranan penting dalam keluarga. Sebab itu diperlukan pengetahuan yang baik dari Ibu. Lebih lanjut, dalam wadah masyarakat perlu adanya sosialisasi mengenai Pedoman Gizi Seimbang melalui PKK di daerah-daerah. Akhirnya, pertanyaan bagi diri pribadi kita adalah Apakah sudah menerapkan Gizi Seimbang sehari-hari ? Makan beranekaragam, hidup bersih dan sehat, lakukan aktifitas fisik dan pantau berat badan secara berkala agar tubuh sehat dan hidup kita akan lebih produktif. Jika memang belum, marilah kita awali dari sekarang sehingga kita bisa menabung untuk investasi kesehatan jangka panjang yang berkualitas.