Beranda

Sunday, 18 January 2015

LAUK PAUK TINGGI PROTEIN TIDAK PERLU MAHAL (3T : Telur, Tahu dan Tempe)



Berdasarkan sumbernya, protein dibedakan menjadi 2 macam yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani berasal dari hewan ternak dan hasil perikanan, sedangkan protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kedua protein ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai sisi. Protein nabati harganya relatif lebih murah, namun asam amino essensial yang dikandungnya kurang lengkap. Disamping itu daya cerna (bioavability) protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.  Soekarti (2012) menyatakan protein merupakan bahan utama yan menentukan struktur fungsi tubuh. Berbeda dengan zat energi lain protein tidak disimpan dalam jumlah yang berarti dalam tubuh.  Oleh sebab itu penurunan status protein menggambarkan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh.  Dalam hal ini, semua hayat hidup sel berhubungan dengant zat gizi protein
Menurut Sediaoetama (2010) protein memiliki berbagai macam fungsi, yaitu :
a.    Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh.
b.    Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.  Dapat dikatakan bahwa semua proses metabolic (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain.
c.    Protein adalah salah satu sumber utama energi, bersama-sama dengan karbohidrat dan lemak.
d.    Dalam bentuk kromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes. 
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau menyusui.  Berikut merupakan angka kecukupan protein yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Angka Kecukupan Protein (gram/hari)
Kelompok Umur
Rekomendasi (g)
Bayi/Anak
0 – 6 bln
6 – 12 bln
1 – 3 th
4 – 6 th
7 – 9 th

12
16
20
28
38
Pria (Tahun)
10 – 12
13 - 15
16 – 18
19 – 29
30 – 49
50 – 64

50
62
62
62
62
62
Wanita (Tahun)
10 – 12
13 - 15
16 – 18
19 – 29
30 – 49
50 – 64

52
60
58
58
58
57
 Sumber: Angka Kecukupan Gizi 2012

Perlunya pengetahuan mengenai variasi menu makanan sehari-hari dengan konsumsi lauk pauk tinggi protein yang mempunyai kualitas tinggi serta mempunyai harga yang terjangkau. Bahan pangan yang dapat dijadikan variasi adalah 3T yang terdiri atas Telur, Tempe dan Tahu.
Tahu dan tempe yang berasal dari kedelai sebagai protein nabati mempunyai daya cerna yang cukup tinggi. Produksi kedelai di Indonesia mencapai 3 juta ton pertahun. Disamping itu kedelai mengandung sekitar 35% protein, bahkan pada varietas unggul kadar protein dapat mencapai 35 – 40%. Tahu dan tempe merupakan salah satu makanan kesukaan dan favorit bagi masyarakat Indonesia. Indonesia menempatkan diri sebagai produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dapat dijadikan lauk protein nabati tinggi. Tempe berasal dari kedelai yang diproses melalui fermentasi dari ragi tempe. Lewat proses ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna. Kata tempe berasal dari bahasa jawa kuni. Pada masyarakat jawa kuni terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Sehingga sampai sekarang nama tempe dipakai untuk makanan sumber protein tersebut. 


Gambar 1. Tempe

Kandungan Gizi Tempe (Komposisi Zat Gizi 100 gram BDD) :
Energi            : 201 Kal
Protein           : 20,8 Gram
Lemak            : 8,8 Gram
Karbohidrat   : 13,5 Gram
 Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok, nama tahu merupakan serapan dari Bahasa Hokkian (Tauhu) yang secara harfian berarti kedelai terfermentasi. Sekitar 2200 tahun lalu tahu mulai dikenal di Tiongkok. Tahu masuk di Indonesia dan mulai dikenal sekitar tahun 1900 hingga saat ini dapat dijadikan olahan kedelai yang mempunyai nilai gizi tinggi terutama protein yang dapat diserap oleh tubuh.

Gambar 2. Tahu

Kandungan Gizi Tahu (Komposisi Zat Gizi 100 gram BDD) :
Energi            : 80 Kal
Protein           : 10,9 Gram
Lemak            : 4,7 Gram
Karbohidrat   : 0,8 Gram

            Telur merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang sangat banyak ditemui dan mempunyai harga yang relatif murah telur serta menjadi bahan pangan yang mengandung zat gizi lengkap. Protein telur mempunyai mutu yang tinggi, karena memiliki asam amino essensial yang lengkap sehingga dijadikan patokan untuk menentukan mutu protein dari bahan pangan yang lain.
Jika kita pecahkan, maka telur yang bermutu tinggi dan masih segar akan menemptkan kuning telur yang utuh, tinggi dan terletak di tengah-tengah lapisan tebal putih telur. Umumnya kuning telur berbentuk bulat, berwarna kuning atau oranye, dan bersifat elastis. Telur dari berbagai jenis ungags umumnya memiliki fungsi yang sama yaitu menyediakan kebutuhan makhluk hidup baru. Oleh karena itu komposisi telur unggas relatih hampir sama.
Gambar 3. Telur Ayam

Kandungan Gizi Telur Ayam Ras (Komposisi Zat Gizi 100 gram BDD) :
Energi            : 154 Kal
Protein           : 12,4 Gram
Lemak            : 10,8 Gram
Karbohidrat   : 0,7 Gram

T3 (Telur, Tempe dan Tahu) secara umum dapat dijadikan sebagai bahan pangan yang memiliki kandungan protein tinggi seperti disarankan pada Pedoman Gizi Seimbang pada Pesan No 3 yaitu Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi. Tetapi yang dapat kita garis bawahi adalah protein tinggi tidak perlu berasal dari bahan pangan yang mahal. Dari ketiga bahan pangan tersebut dapat kita variasikan menjadi olahan pangan yang sehat, bergizi dan aman.

Referensi :
1.    PMK No 75 Tentang Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia 2012.
2.    Pedoman Gizi Seimbang 2014. Kementerian Kesehatan RI.
3.    Sediaoetama, A.D. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
4.    Soekarti, M. 2012. Penilaian Status Gizi dalam Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
5.    Sutrisno, K. 2009. Teknologi Pengolahan Telur. eBookPangan.com
6.    Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2009. Persatuan Ahli Gizi Indonesia

No comments:

Post a Comment