Semangat Malam Blogger !
Alhamdulilah, menyempatkan untuk menggunggah selembar dua lembar tulisan masa lalu. Jaman ketika masi kuliah di Kota Jogja berhati nyaman. Yap, ini bukan tulisan tentang gizi, pangan atau kesehatan. Tapi ini tulisan esai tentang perpustakaan. Tempat favoritku dimanapun berada. Dahulu kebetulan pernah diminta menulis tentang ini oleh Koordinator Perpustakaan Pusat Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta (Ibu Puti Sudarwanti, SIP). Alhamdulilah lahir juga sebuah esai dari tangan yang masih lemah dan harus diasah lagi. Bagi pembaca budiman yang ingin memberikan saran dan kritik saya maturkan. Selamat menikmati :)
Pustakawati, Perpustakaan dan Masyarakat
“Perpustakaan Ideal
adalah seperti Batang, Daun dan Buah”
Sandy Ardiansyah*
Mahasiswa DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Perpustakaan
itu diibaratkan sebagai sebuah batang
yang tinggi, pustakawan dan pustakawatinya sebagai daun dan masyarakat sebagai
buahnya. Dari ketiga analogi tersebut ini bisa didapatkan sebuah pernyataan
bahwa semuanya saling membutuhkan dan berperan untuk menciptakan sebatang pohon
yang memiliki daun rindang dan berbuah lebat atau perpustakaan yang
berorientasi ke depan dengan melayani secara optimal.
Perpustakaan
yang baik adalah Perpustakaan yang dalam artian dapat mengundang masyarakat
untuk datang dan duduk membaca buku. Seorang pustakawan atau pustakawati akan
merasa senang apabila meja dan kursi di perpustakaan penuh terisi oleh
masyarakat. Pustakawan atau pustakawati yang tugasnya melayani masyarakat
khususnya yang datang ke perpustakaan haruslah bersikap ramah kepada siapa saja
yang datang kje perpustakaan. Selayaknya istilah “Pembeli adalah Raja”,
begitupun dengan pengunjung atau masyarakat yang ingin membaca.
Perpustakaan
adalah diibaratkan sebuah batang. Etiolgy
dari batang yang bagus adalah batang yang kokok, tidak mudah rapu dan goyah.
Perpustakaan haruslah menjadi tempat berteduh untuk mendapatkan pengetahuan,
disamping itu pula dalam perpustakaan, kita sebagai pengunjung harus merasa
nyaman dan aman berada di dalammnya seperti layaknya batang yang kokoh.
Ketika
seseorang duduk dibawah pohon yang rindang, dengan daun yang lebat makan akan
terasa nyaman, damai dan santai. Sehingga kegiatan yang menggunakan otak untuk
bekerja ini akan selalu terfokus. Begitupun dengan perpustakaan yang memiliki
pustakawan atau pustakawati ini agar jangan ada lagi istilah pustakawan dan
pustakawati yang galak tetapi buatlah sebuah perubahan yang bisa mengungkapkan
bahwa pustakawan dan pustakawati itu adalah seperti daun pada sebuah batang
yang lebat sehingga mampu meneduhi masyakarat atau pengunjung yang ingin ke
perpustakaan.
Masyarakat
yang datang ke perpustakaan diibaratkan seperti buah. Karena apabila batang dan
daunnya berkembang dan tumbuh lebih cepat maka perlahan akan berbuah lebih
cepat begitupun apabila komponen perpustakaan baik pustakawan atau pustakawati,
perpustakaannya sendiri maka akan mengakibatkan masyarakat yang akan berkunjung
untuk membaca atau mencari pengetahuan akan lebih banyak.
Perpustakaan
idealnya adalah memiliki banyak referensi buku-buku baru serta jurnal-jurnal
terbaru. Misalkan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang notabene nya merupakan perpustakaan
kampus bidang kesehatan haruslah menyediakan media jurnal-jurnal terbaru
sehingga masyarakat yang dalam pengertian disini adalah mahasiswa bisa
mengetahui informasi-informasi terbaru khsusunya dibidang kesehatan (misalkan:
diit mutakhir di Dunia, yang diperuntukkan bagi mahasiswa Jurusan Gizi).
Melalui
perpustakaan yang ideal secara tidak langsung bisa membantu program pemerintah
khsususnya bidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
membaca. Ketika mendengar ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa :
“Perpustakaan itu adalah Jendela Dunia” maka Jendela Dunia itu harus
benar-benar didukung dari semua komponen sehingga terwujudlah perpustakaan yang
ideal.
Penulis
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz
Kota Malang, Jawa Timur. 11.12 PM