Beranda

Friday, 22 March 2013

Studi Gizi Masyarakat (Osteoporosis)

Semangat Pagi Blogger :) 
Alhamdulillah semangat posting ngeblog di Jumat Al Mubarok. Yang aku publish ini adalah karya tulis ilmiah aku ketika studi DIII Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Aku mengganggap KTI ini istimewa karena menurut akun perjuangan dalam menyelesaikan KTI dan penelitian ini sungguh luar biasa. Disamping itu aku berjuang bersamaan dengan Seleksi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) 2011 Politekenik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Anyway, masih banyak kekurangan disana sini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun aku harapkan hadir pada karya kecil ku ini :) Semoga Allah SWT selalu menuntun kita untuk amanah dan ikhtiar dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat :) Aamiin

Jika mau download, teman-teman blog silahkan klik tautan di bawah ini :
http://id.scribd.com/doc/131756249/Sandy-Koreksi-DR-REVISI-Jurnal-Poltekkes-Malang

atau bisa didownload di Jurnal BIMGI HPEQ Dikti Kemenkes RI

http://bimgi.bimkes.org/Terbitan/bimgi-volume-1-nomor-1/


FAKTOR RISIKO ASUPAN FE, INHIBITOR KALSIUM DAN JARAK KELAHIRAN TERHADAP KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA IBU HAMIL DI KLINIK NURANI GODEAN
(Presentasi Oral Simposium Gizi Nasional FK UGM 2011, Presentasi Poster Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X, LIPI 2012, Poster Presentation-International Symposium on Welness, Healthy Lifestyle and Nutrition, Universiti Sains Malaysia 2012 dan sudah diterbitkan dalam Jurnal Berkala Ilmiah Mahasiswa Gizi Indonesia (BIMGI) HPEQ Project, Kemendiknas RI Volume 1, 2012)
                             
Sandy Ardiansyah1, Tri Siswati2, Elza Ismail3, Nur Dwi Handayani4
  1. Jurusan Gizi Potekkes Kemenkes Yogyakarta (sandy_ahligizi@ymail.com, 081367766648)
  2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (tiur_gizi_yogya@yahoo.com, 081227614547)
  3. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
  4. Ahli Gizi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 

 Latar Belakang : Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan tertinggi jumlah penderita osteoporosis ke-3 yakni 23,5%. Osteoporosis bisa terjadi ketika seorang perempuan sedang hamil atau menyusui. Wanita yang sedang hamil harus mempunyai asupan Fe, kalsium yang lebih bagi perkembangan janin. Salah satu faktor yang menghalangi (inhibitor) penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat bersenyawa dengan kalsium membentuk garam yang tidak larut, antara lain konsumsi asam oksalat, natrium dan serat. Jarak kelahiran yang pendek juga dapat mempengaruhi risiko osteoporosis, kerena ibu belum mempunyai waktu yang cukup untuk mengembalikan kesehatan setelah persalinan sebelumnya.
Tujuan : Mengetahui faktor risiko asupan Fe, inhibitor kalsium dan jarak kelahiran terhadap kejadian osteoporosis pada ibu hamil
Metode : Penelitian observasional dengan rancangan case-control. Penelitian dilakukan di Klinik Nurani Godean tahun 2011. Sebanyak 90 ibu hamil terdiri dari 30 osteoporosis dan 60 non osteoporosis diteliti sebagai sampel. Data yang diteliti meliputi asupan Fe, inhibitor kalsium, jarak kelahiran, dan kepadatan tulang. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan metode FFQ Semikuantitatif dan di analisis dengan nutrisurvey dan CD Menu. Sedangkan kepadatan tulang diukur dengan Quantitative Ultrasound Bone Densitometry. Analisis statistik yang digunakan untuk mencari faktor risiko atau Odds ratio dari masing-masing variabel.
Hasil : Sebagian besar ibu hamil osteoporosis terjadi pada trimester ke III (60%), mempunyai asupan Fe berisiko (93,3%), asupan asam oksalat berisiko (53,3%), asupan natrium yang berisko (56,7%), asupan serat berisiko (56,7%) dan jarak kelahiran berisiko (3,3%). Sedangkan, sebagian besar ibu hamil non osteoporosis terjadi pada trimester II (35%) dan III (33,3%), mempunyai asupan Fe berisiko (91,7%), asupan asam oksalat berisiko (30%), asupan natrium berisiko (45%), asupan serat berisiko (48,3%) dan jarak kelahiran berisiko (1,7%).
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini adalah Ibu hamil dengan asupan Fe yang kurang mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,27 kali dibandingkan asupan Fe yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan asam oksalat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 2,66 kali dibandingkan asupan asam oksalat  yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan natrium yang lebih mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 1,59 kali dibandingkan asupan natrium yang cukup ; Ibu hamil dengan asupan serat yang lebih mempunyai risiko untuk menderita osteoporosis sebesar 1,39 kali dibandingkan asupan serat yang cukup ; Ibu hamil dengan jarak kelahiran yang dekat mempunyai risiko  untuk menderita osteoporosis sebesar 2,03 kali dibandingkan jarak kelahiran yang cukup.

Saran :
Banyak faktor yang berhubungan dengan faktor risiko kejadian osteoporosis pada ibu hamil. Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, sehingga saran yang dapat peneliti berikan adalah :
1.      Meningkatkan asupan Fe dari yang berasal dari makanan disamping ada penambahan suplemen.
2.      Agar tidak terjadi interaksi penghambat pada inhibitor kalsium (asam oksalat, natrium dan serat) maka disarankan untuk mengimbangi dengan konsumsi sumber pangan yang beraneka ragam.
3.      Memperhatikan pengaturan waktu jarak kelahiran anak untuk mempersiapkan kesehatan ibu dalam hal mengembalikan asupan kalsium dan Fe setelah proses persalianan.

Kata Kunci : Asupan Fe, Inhibitor Kalsium, Jarak Kelahiran, dan Osteoporosis.

No comments:

Post a Comment