Beranda

Saturday, 26 April 2014

STRATEGI MEWUJUDKAN BANGSA SEHAT BEBAS “PENYAKIT GLOBAL” MELALUI BUDAYA PHBS DAN KADARZI


STRATEGI MEWUJUDKAN BANGSA SEHAT BEBAS “PENYAKIT GLOBAL” 
MELALUI BUDAYA PHBS DAN KADARZI

Sandy Ardiansyah

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang  Dasar 1945. Pembangunan nasional ini pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada upaya promosi dan pencegahan (promotif dan preventif), disamping peningkatan akses pelayanankesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini. Dengan tema ”Indonesia Sehat Berbasis Perilaku” mengandung arti bahwa pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pembangunan kesehatan sehingga menjadi arus utama pada percepatan pencapaian MDGs (Millenium Developments Goals) dan mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat semesta (universal coverage).
Dalam era yang sudah memasuki global, berkembang pula penyakit-penyakit yang menyerang keberlangsungan kesehatan generasi bangsa. Salah satunya penyakit degeneratif, yaitu penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, obesitas,  osteoporosis, kardiovaskuler, DM dan lainnya. Penyakit degeneratif banyak diderita oleh masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Penyebabnya, masyarakat kota lebih banyak mengonsumsi makanan yang tergolong junk food makanan yang memiliki nilai gizi rendah, hampir tidak mengandung protein serta vitamin dan mineral. Junk Food mengandung lemak jenuh yang tinggi, kecenderungan seperti ini yang membuat masyarakat kota menderita penyakit degeneratif akibat gaya hidup yang serba instan.
Disamping itu juga dapat diakibatkan oleh prilaku yang kurang bersih dan kurang sehat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Keluarga Sadar Gizi (kadarzi).
Terdapat tiga sasaran yang hendak dicapai dalam menggerakkan dan memberdayakan generasi penerus bangsa untuk hidup sehat yaitu seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh keluarga mempraktikkan PHBS, dan seluruh keluarga sadar gizi (Kadarzi). Penerapan ketiga sasaran tersebut tidak secara terpisah-pisah, melainkan sesuatu yang saling berhubungan. Keluarga sadar gizi dapat menjadi awal tumbuhnya perilaku hidup sehat di tingkat keluarga.

Adapun perilaku hidup bersih dan sehat tersebut meliputi :
1.  Menjaga Kebersihan Diri Sendiri dan Lingkungan Sekitar Kita
Kebersihan diri sendiri perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik karena terkait/berkaitan erat dengan penampilan kita di masyarakat umum, kerapihan dan kebersihan badan seperti: rambut, kuku, wajah, mata, telinga, kulit, mulut, gigi, tangan, kaki, dan lain-lain dapat memberi efek pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu juga hindari bertukar peralatan mandi, bersolek, dan kesehatan, serta pakaian pribadi dengan orang lain karena mungkin dapat menularkan penyakit yang berbahaya.
Upaya kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia, sehingga menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimal bagi manusia yang hidup di dalamnya. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa kesehatan lingkungan di negara-negara berkembang adalah berkisar pada sanitasi (jamban), penyediaan air minum dan air bersih, perumahan (housing), pembuangan sampah dan pembuangan air limbah (air kotor).
2.  Berolahraga dan Memeriksakan Kesehatan  Secara Berkala
Berolah raga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi lebih baik. Biasakan berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang ringan seperti berjalan kaki, senam, fitnes, jogging, bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main badminton, sepak bola, lari maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya. Selain olah raga ada lagi yang tidak kalah pentingnya dengan olahraga yaitu periksa kesehatan berkala secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan. Fungsi pemeriksaan kesehatan terprogram adalah agar penyakit atau kelainan yang timbul dapat terdeteksi dengan lebih cepat, sehingga pengobatan pun tidak akan memakan banyak biaya, waktu dan tenaga.
3.  Hindari Stres yang Menyebalkan
Untuk menghindari stress diperlukan strategi bagi masing-masing individu. Carilah cara yang terbaik untuk menghilangkan stres dengan strategi  anda sendiri yang mudah, dapat dilakukan di mana-mana, murah meriah, sehat, halal, dan enak dilakukan. Contoh aktivitas penghilangan stres adalah seperti mendengarkan musik yang menurut pribadi enak didengar dan menghilangkan beban pikiran yang ada, bermain video game, main musik, olah raga, ngobrol  dengan temen atau sahabat karib, jalan-jalan ke mall, nyanyi, berkebun, mancing, tidur, dan lain sebagainya. Tidur yang cukup, mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing asal tidak jahat, serta melaksanakan program pola hidup sehat dapat mencegah stres maupun depresi yang apabila sudah parah dan kronis bisa menjadi gangguan jiwa dan penyakit jiwa yang membuat kita merasa tertekan dan malu pada orang.
4.  Menghindari Kebiasaan Bodoh yang Merugikan
Kegiatan bodoh yang bagi sebagian orang dianggap sebagai kegiatan yang keren, macho dan gaul adalah seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang/narkotik/zat aditif lainnya yang menyebabkan kecanduan dan berbagai macam penyakit seperti jantung, paru-paru, dan penyakit infeksi yang lain. Bayangkan saja jika sudah terkena salah satu aktifitas bodoh di atas, maka seseorang bisa mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang candu, untuk biaya berobat di masa depan, membuang banyak waktu untuk membeli dan mengkonsumsi barang-barang haram tersebut. Menggunakan barang menjijikkan tersebut tentu saja menambah dosa kita berlipat ganda karena dampak/efeknya tidak hanya kita saja yang merasakan, namun juga orang lain seperti orangtua, teman, keluarga dan lain sebagainya.
5.  Pemenuhan Kebutuhan  Gizi 
a.   Pentingnya Gizi Seimbang
Bila manusia kekurangan zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, maka akan menimbulkan masalah dan daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Oleh sebab itu kebutuhan gizi setiap individu harus terpenuhi agar tubuh tetap sehat. Penyakit akibat kekurangan gizi yang ada di Indonesia meliputi: kurang energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI), anemi gizi, kurang Vitamin A (KVA) dan Gizi Lebih (Obesitas)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam  makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Tingginya prevalensi KEP pada balita mempunyai dampak terhadap kematian anak dan produktifitas kerja. Hasil penelitian dari lima negara berkembang seperti Bangladesh, India, Malawi, Tanzania, dan Papua Neugini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara KEP dan kematian anak.
Anak yang KEP daya tahan tubuhnya menurun sehingga mudah terserang penyakit. Hal ini berarti akan menambah beban masyarakat dan pemerintah untuk perawatan dan pengobatan. Diketahui ada interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi. Penyakit infeksi yang berat dapat memperburuk status gizi melalui gangguan masukan/konsumsi makanan dan meningkatnya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya malnutrisi meskipun ringan berpengaruh buruk pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Keadaan ini akan diperberat jika higiene atau kebersihan lingkungan tidak bersih. Jika higiene sanitasi atau kebersihan lingkungan kesehatan buruk, maka berbagai penyakit akan lebih mudah menyerang seluruh golongan usia, terutama pada golongan anak anak.
Anemi gizi dan kurang vitamin A adalah masalah gizi yang disebabkan karena tubuh kekurangan zat gizi mikro, vitamin dan mineral. Kelompok  masyarakat yang rentan terhadap masalah gizi ini adalah balita dan ibu hamil/ nifas. Masalah gizi GAKI, kekurangan vitamin A, dan anemia  mempunyai dampak terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia, terutama pada generasi penerus bangsa.
Gizi lebih menjadi masalah gizi baru yang akan mengancam generasi bangsa. Data WHO, menyebutkan sebanyak satu miliar orang diseluruh dunia saat ini menderita kegemukan atau obesitas. Obesitas adalah suatu keadaan yang akan dapat memicu berbagai penyakit degeneratif. Dan jumlah ini akan diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015.
b.  Makan Makanan yang Sehat dan Sesuai Aturan
Makanan enak belum tentu sehat, banyak makanan serta minuman yang berbahaya dan tidak sehat apabila dikonsumsi. Contohnya: penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan dan minuman yang seharusnya digunakan untuk mengawetkan mayat. Jika jajan jangan sembarangan,  belilah makanan dan minuman di tempat yang dapat terjamin kebersihan makanan minuman tersebut. Lihat pula kebersihan tempat cara pengolahan dan pemilihan bahan baku makanan/minuman. Jangan mudah tergoda dengan iklan di tv, radio, surat kabar, majalah, sales, dan lain sebagainya. Terkadang produsen pun berbohong demi mendapatkan keuntungan yang besar dan bekerjasama dengan oknum pemerintah agar tutup mulut.

Kesimpulan
Status kesehatan termasuk status gizi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Faktor lingkungan memegang peranan yang terbesar dalam menentukan status kesehatan dan gizi, selanjutnya faktor yang cukup berpengaruh adalah faktor perilaku yang berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan yang menentukan perilaku seseorang atau kelompok untuk berperilaku sehat dan menanmkan pola keluarga sadar gizi dalam keluarga.
Dengan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, akan menekan berbagai penyakit, paling tidak akan mengurangi. Kalau semua bangsa sudah berperilaku hidup bersih dan sehat dan menerapkan kadarzi, maka derajad kesehatan akan meningkat. Dengan memberdayakan PHBS dan Kadarzi pada masyarakat dapat dicegah timbulnya berbagai macam penyakit secara mandiri dengan mudah dan  murah,  sehingga  akan terwujud bangsa yang sehat dan bebas penyakit global.

No comments:

Post a Comment