STRATEGI MEWUJUDKAN BANGSA SEHAT BEBAS “PENYAKIT GLOBAL”
MELALUI
BUDAYA PHBS DAN KADARZI
Sandy Ardiansyah
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pembangunan nasional ini pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada
upaya promosi dan pencegahan (promotif dan preventif), disamping
peningkatan akses pelayanankesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin.
Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular
ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi,
perilaku dan kewaspadaan dini. Dengan tema ”Indonesia Sehat Berbasis Perilaku”
mengandung arti bahwa pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi
perilaku yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan
hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat
harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu
promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai
aktivitas pembangunan kesehatan sehingga menjadi arus utama pada percepatan
pencapaian MDGs (Millenium Developments Goals) dan mewujudkan jaminan
kesehatan masyarakat semesta (universal coverage).
Dalam era yang sudah memasuki global,
berkembang pula penyakit-penyakit yang menyerang keberlangsungan kesehatan
generasi bangsa. Salah satunya penyakit degeneratif, yaitu penyakit tidak
menular seperti penyakit jantung, obesitas,
osteoporosis, kardiovaskuler, DM dan lainnya. Penyakit degeneratif
banyak diderita oleh masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan. Penyebabnya, masyarakat kota lebih banyak mengonsumsi makanan yang
tergolong junk food makanan yang
memiliki nilai gizi rendah, hampir tidak mengandung protein serta vitamin dan
mineral. Junk Food mengandung lemak
jenuh yang tinggi, kecenderungan seperti ini yang membuat masyarakat kota
menderita penyakit degeneratif akibat gaya hidup yang serba instan.
Disamping itu juga dapat diakibatkan oleh
prilaku yang kurang bersih dan kurang sehat. Upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar
hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS) dan Keluarga Sadar Gizi (kadarzi).
Terdapat tiga sasaran yang hendak dicapai dalam menggerakkan dan
memberdayakan generasi penerus bangsa untuk hidup sehat yaitu seluruh desa
menjadi desa siaga, seluruh keluarga mempraktikkan PHBS, dan seluruh keluarga
sadar gizi (Kadarzi). Penerapan ketiga sasaran tersebut tidak secara
terpisah-pisah, melainkan sesuatu yang saling berhubungan. Keluarga sadar gizi
dapat menjadi awal tumbuhnya perilaku hidup sehat di tingkat keluarga.
Adapun perilaku hidup
bersih dan sehat tersebut meliputi :
1. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri dan Lingkungan Sekitar
Kita
Kebersihan
diri sendiri perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik karena terkait/berkaitan
erat dengan penampilan kita di masyarakat umum, kerapihan dan kebersihan badan
seperti: rambut, kuku, wajah, mata, telinga, kulit, mulut, gigi, tangan, kaki,
dan lain-lain dapat memberi efek pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Selain itu juga hindari bertukar peralatan mandi, bersolek, dan kesehatan,
serta pakaian pribadi dengan orang lain karena mungkin dapat menularkan
penyakit yang berbahaya.
Upaya
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan
lingkungan hidup manusia, sehingga menjadi media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimal bagi manusia yang hidup di dalamnya. Menurut Notoatmodjo
(2003), bahwa kesehatan lingkungan di negara-negara berkembang adalah berkisar
pada sanitasi (jamban), penyediaan air minum dan air bersih, perumahan (housing), pembuangan sampah dan
pembuangan air limbah (air kotor).
2. Berolahraga dan Memeriksakan Kesehatan Secara Berkala
Berolah
raga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah
menjadi lebih baik. Biasakan berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang
ringan seperti berjalan kaki, senam, fitnes, jogging, bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main
badminton, sepak bola, lari maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya.
Selain olah raga ada lagi yang tidak kalah pentingnya dengan olahraga yaitu
periksa kesehatan berkala secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan. Fungsi
pemeriksaan kesehatan terprogram adalah agar penyakit atau kelainan yang timbul
dapat terdeteksi dengan lebih cepat, sehingga pengobatan pun tidak akan memakan
banyak biaya, waktu dan tenaga.
3. Hindari Stres yang Menyebalkan
Untuk
menghindari stress diperlukan strategi bagi masing-masing individu. Carilah
cara yang terbaik untuk menghilangkan stres dengan strategi anda sendiri yang mudah, dapat dilakukan di
mana-mana, murah meriah, sehat, halal, dan enak dilakukan. Contoh aktivitas
penghilangan stres adalah seperti mendengarkan musik yang menurut pribadi enak
didengar dan menghilangkan beban pikiran yang ada, bermain video game, main
musik, olah raga, ngobrol dengan temen
atau sahabat karib, jalan-jalan ke mall, nyanyi, berkebun, mancing, tidur, dan
lain sebagainya. Tidur yang cukup, mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa
sesuai agama dan kepercayaan masing-masing asal tidak jahat, serta melaksanakan
program pola hidup sehat dapat mencegah stres maupun depresi yang apabila sudah
parah dan kronis bisa menjadi gangguan jiwa dan penyakit jiwa yang membuat kita
merasa tertekan dan malu pada orang.
4. Menghindari Kebiasaan Bodoh yang Merugikan
Kegiatan
bodoh yang bagi sebagian orang dianggap sebagai kegiatan yang keren, macho dan gaul adalah seperti merokok,
minum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang/narkotik/zat aditif
lainnya yang menyebabkan kecanduan dan berbagai macam penyakit seperti jantung,
paru-paru, dan penyakit infeksi yang lain. Bayangkan saja jika sudah terkena
salah satu aktifitas bodoh di atas, maka seseorang bisa mengeluarkan banyak
uang untuk membeli barang candu, untuk biaya berobat di masa depan, membuang
banyak waktu untuk membeli dan mengkonsumsi barang-barang haram tersebut.
Menggunakan barang menjijikkan tersebut tentu saja menambah dosa kita berlipat
ganda karena dampak/efeknya tidak hanya kita saja yang merasakan, namun juga
orang lain seperti orangtua, teman, keluarga dan lain sebagainya.
5. Pemenuhan Kebutuhan
Gizi
a. Pentingnya Gizi Seimbang
Bila manusia kekurangan zat-zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh, maka akan menimbulkan masalah dan daya tahan tubuh menurun, sehingga
mudah terserang penyakit infeksi. Oleh sebab itu kebutuhan gizi setiap individu
harus terpenuhi agar tubuh tetap sehat. Penyakit akibat kekurangan gizi yang
ada di Indonesia meliputi: kurang energi protein (KEP), gangguan akibat
kekurangan Iodium (GAKI), anemi gizi, kurang Vitamin A (KVA) dan Gizi Lebih
(Obesitas)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Tingginya prevalensi KEP pada balita mempunyai dampak terhadap kematian anak
dan produktifitas kerja. Hasil penelitian dari lima negara berkembang seperti
Bangladesh, India, Malawi, Tanzania, dan Papua Neugini, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara KEP dan kematian anak.
Anak yang KEP daya tahan tubuhnya menurun sehingga mudah terserang
penyakit. Hal ini berarti akan menambah beban masyarakat dan pemerintah untuk
perawatan dan pengobatan. Diketahui ada interaksi sinergis antara malnutrisi
dan infeksi. Penyakit infeksi yang berat dapat memperburuk status gizi melalui
gangguan masukan/konsumsi makanan dan meningkatnya kehilangan zat-zat gizi
esensial tubuh. Sebaliknya malnutrisi meskipun ringan berpengaruh buruk pada
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Keadaan ini akan diperberat jika higiene
atau kebersihan lingkungan tidak bersih. Jika higiene sanitasi atau kebersihan
lingkungan kesehatan buruk, maka berbagai penyakit akan lebih mudah menyerang
seluruh golongan usia, terutama pada golongan anak anak.
Anemi gizi dan kurang vitamin A adalah masalah gizi yang
disebabkan karena tubuh kekurangan zat gizi mikro, vitamin dan mineral. Kelompok masyarakat yang rentan terhadap masalah gizi
ini adalah balita dan ibu hamil/ nifas. Masalah gizi GAKI, kekurangan vitamin
A, dan anemia mempunyai dampak terhadap
penurunan kualitas sumber daya manusia, terutama pada generasi penerus bangsa.
Gizi lebih menjadi masalah gizi baru yang akan mengancam
generasi bangsa. Data WHO, menyebutkan sebanyak satu miliar orang diseluruh
dunia saat ini menderita kegemukan atau obesitas. Obesitas adalah suatu keadaan
yang akan dapat memicu berbagai penyakit degeneratif. Dan jumlah ini akan
diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015.
b.
Makan
Makanan yang Sehat dan Sesuai Aturan
Makanan
enak belum tentu sehat, banyak makanan serta minuman yang berbahaya dan tidak
sehat apabila dikonsumsi. Contohnya: penggunaan boraks dan formalin sebagai
pengawet makanan dan minuman yang seharusnya digunakan untuk mengawetkan mayat.
Jika jajan jangan sembarangan, belilah
makanan dan minuman di tempat yang dapat terjamin kebersihan makanan minuman
tersebut. Lihat pula kebersihan tempat cara pengolahan dan
pemilihan bahan baku makanan/minuman. Jangan mudah tergoda dengan iklan di tv,
radio, surat kabar, majalah, sales, dan lain sebagainya. Terkadang produsen pun
berbohong demi mendapatkan keuntungan yang besar dan bekerjasama dengan oknum
pemerintah agar tutup mulut.
Kesimpulan
Status kesehatan termasuk status gizi dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Faktor
lingkungan memegang peranan yang terbesar dalam menentukan status kesehatan dan
gizi, selanjutnya faktor yang cukup berpengaruh adalah faktor perilaku yang
berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan yang menentukan perilaku seseorang
atau kelompok untuk berperilaku sehat dan menanmkan pola keluarga sadar gizi
dalam keluarga.
Dengan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, akan
menekan berbagai penyakit, paling tidak akan mengurangi. Kalau semua bangsa
sudah berperilaku hidup bersih dan sehat dan menerapkan kadarzi, maka derajad
kesehatan akan meningkat. Dengan
memberdayakan PHBS dan Kadarzi pada masyarakat dapat dicegah timbulnya berbagai
macam penyakit secara mandiri dengan mudah dan
murah, sehingga akan terwujud bangsa yang sehat dan bebas
penyakit global.
No comments:
Post a Comment