Beranda

Sunday, 27 April 2014

Syndrom Motivasi Ganda

Akhirnya semangat menulis mulai lahir kembali, aku cek satu demi satu laporan-laporan studi kasus pada saat PKL ketika mengarungi jenjang DIV/Sarjana Terapan Gizi. Anyway aku belum sempat cerita bahwa akhirnya aku melanjutkan Studi DIV di Poltekkes Kemenkes Malang. 

Begini ceritanya, perjuangan setelah lulus sebagai Ahli Madya Gizi, tepatnya September 2011. Aku manfaatkan untuk kembali ke kampung halaman, tepatnya di salah satu Kabupaten pemekaran baru di Wilayah Sumatera Selatan. Namanya Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, dan daerah tempat tinggalku menjadi ibukota dari kabupaten. Dalam artikel lain, akan aku ceritakan banyak mengenai asal usul dari daerahku. 

Pada saat itu aku lancarkan gerakan pelamaran, dalam bahasa gampang nya adalah melamar kerja. Mungkin tahunku adalah tahun keramat. Kenapa aku bisa bilang keramat, karena Pemerintah melakukan "moratorium" terhadap penerimaan CPNS mulai tahun 2011. Entah apa cita-cita harapan untuk menjadi CPNS sedikit menghilang dari benak diri. Akhirnya, aku kirimkan 10 surat lamaran ke RSUD/RS Swasta yang ada di wilayah Sumsel  tanpa terkecuali. Untuk mengisi kekosongan sembari menunggu kabar, Aku beranikan mengajukan artikel-artikel ilmiah atau publikasi dalam kegiatan atau forum-forum tertentu. Alhasil, pada Desember 2011, Aku berkesempatan untuk mengikuti 2nd HPEQ (Health Professional Education Quality) International Conference selama beberapa hari di Pulau Dewata, Bali. Ini kali ketiga ak bisa menginjakkan kaki di sana, dan bersyukurnya semua akomodasi dari tempat asal akan ditanggung oleh pihak panitia/DIKTI Kemendiknas RI disamping aku akan melakukan presentasi oral untuk papperku yang berjudul "On and Off the job model as Good  System  Competence Nutrition Examination To Nutitionist in Indonesia", Secara garis besar artikel ini membahas tentang sistem uji kompetensi untuk ahli gizi di Indonesia. Studi ini melibatkan pembimbing sewaktu aku kuliah di Jogja, yaitu Dr.Ir.Irianton Aritonang, MKM dan Ir. Sumirah, M.Kes. Beliau berdua adalah senior bidang gizi sekaligus sebagai assessor dalam uji kompetensi.

Kembali berada dalam simposium kelas kakap membuatku menjadi minder, tetapi aku ingat bahwa untuk mnjadi orang besar maka bergaulah dengan orang-orang besar. Dalam arti, banyak pelajaran yang akan kita dapatkan ketika berada dalam forum besar dan bersama orang-orang yang mempunyai andil besar dalam perannya. Kembali ke simposium, aku mengenal banyak petinggi-petinggi bidang gizi yang hadir, sebagian aku mengenalnya. Bahkan, saat presentasi turut hadir Direktur (Dr. Lucky Herawati, MSc), Ketua Jurusan Gizi (Joko Susilo, SKM, M.Kes) yang turut serta dalam kegiatan ini. Presentasi selama 10 menit aku selesaikan dengan baik, harapan dalam presentasi ini adalah sebagai saran dan solusi bagi pemangku jabatan di bidang gizi yaitu Kemenkes dan Organisasi Profesi Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) untuk menerapkan sistem On the job dan off the job sebagai media uji kompetensi yang harapannya sesuai dan bisa diterapkan. Acara terakhir adalah study tour, dalam setiap kegiatan memang ini acara yang ditunggu-tunggu sebagai penghilang ketegangan setelah melewati presentasi dan simposium tentunya. Pada waktu itu kunjungan dilangsungkan menonton sendratari cerita tentang Pulau Bali di Bali Safari Marine Park, acara sungguh meriah. Sangat bersyukur bisa menikmati wisata kelas dunia di tempat itu, hewan-hewan di panggung menari-nari menceritakan lakon cerita bersama dengan para penari dan para aktor panggung. Akhir cerita, burung-burung berterbangan di dalam gedung menandakan bahwa cerita sudah selesai. Cerita saat itu disajikan dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Bali dan Bahasa Inggris. Penonton dilarang untuk merekam semua kegiatan pelaksanaan. Sungguh mahakarya kelas dunia !  

Setelah kembali dari Pulau Bali, mulai banyak tawaran dari lamaran yang aku kirimkan. Dari seupuluh yang aku kirimkan ke RS, ternyata ada sekita 4 lamaran yang dengan senang hati ingin menerimaku sebagai pekerja disana. Alhasil, tidak ada satupun yang aku pilih, karena memang tempat yang jauh dari kediaman dan akses yang terbilang sulit karena transportasi yang jarang dan belum berkembang. Alasan lain aku menolak, karena memang ditempatkan di tempat yang tidak aku kuasai misalkan Rekam Medis, atau sekedar Informasi kemungkinan. Sungguh miris, seorang putra daerah yang kembali untuk megabdikan diri tidak mendaptkan banyak kesempatan dalam pekerjaan. RSUD di dekat rumahku juga terkesan menolak lamaranku, karena faktanya untuk bisa bekerja di sana menuntut kita untuk mempunyai link/relasi/keluarga yang bekerja disana ataupun petinggi-petinggi daerah dengan cara menyelipkan 'kertas memo'' untuk bisa bekerja disana, bahkan terbilang bisa tidak digaji alias TKS (Tenaga Kerja Sukarela). Its not fair ! 


Hatiku bergejolak saat itu, niat keinginan untuk melanjutkan pendidikanpun menuntunku kembali ke Pulau Jawa. Tetapi, bukan Jogja yang menjadi pilihanku. Melainkan Kota Apel, Malang-Jawa Timur. Kucoba mendaftar di salah satu Universitas Negeri disana, Sebut Brawijaya. Aku mengikuti tes tertulis dan wawancara di sana. Harapan ingin sekali bisa melanjutkan studi di sana kandas, karena namaku tidak masuk dalam daftar calon mahasiswa yang lulus. Karena aku manusia, aku masih merasa kecewa saat itu, seakan bahwa cita-citaku hilang sejenak. Namun bukan Sandy Ardiansyah, kalo cukup berhenti disana dan duduk diam. Akhirnya aku bernaikan diri mencoba kampus sejenis seperti di Jogja, yaitu Poltekkes Kemenkes Malang. Kenapa aku memilihnya, karena ini Negeri, biaya terjangkau dan sudah aku dengar dan buktikan bahwa Gizi Malang mempunyai banyak dosen-dosen handal dalam bidangnya tentu saja seperti penulis buku Penilaian Status Gizi, Konseling Gizi yaitu I Dewa Nyoman Supariasa, MPS. Beliau adalah Ketua Jurusan Gizi di Malang. Wow, aku berharap bisa belajar banyak di Kampus Hijau yang terletak di Jalan Besar Ijen No 77 C Malang. Singkat cerita aku lulus seleksi dan menjadi mahasiswa baru di kampus ini. Proses demi proses pengenalan mahasiswa untuk ke2 kalinya aku lewati, memang tidak sesulit ketika DIII karena hanya banyak mendengarkan pemaparan tentang kampus baik soal akademik maupun kemahasiswaan. 

Tepatnya Agustus 2012, aku mulai mengikuti kelas perkuliahan di Gizi Malang. Pada saat itu teman terbaikku adalah mahasiswa DIII Gizi kebanyakan, karena mereka merupakan pengurus dari organisasi yang aku dirikan, IKAMAGI. Saat itu Sekjen atau pemimpin tertinggi dari organisasi ini adalah berasal dari Malang. Namanya Pungki Priyo Admojo, seorang sosok pejuang gizi yang tangguh dan aktivis yang rela berkorban demi untuk memajukan organisasi yang saat itu baru berjalna pada periode Ke 2. 

Pendidikan DIV aku mulai lewati dengan perjuangan yang tak kalah hebatnya, yang aku rasakan adalah aku banyak mengenal ilmu-ilmu baru disini, kemudian aku dihadapkan pada penulisan Proposal Penelitian sebagai syarat meraih jenjang sarjana terapan gizi. Saat itu masih harap-harap cemas untuk mendapatkan pembimbing. Posisi pengumuman pembimbing saat itu aku tidak sedang berada di tempat, karena aku mengikuti MUNAS III IKAMAGI di Poltekkes Kemenkes Padang. Betapa bimbang dan sedikit kegembiraan dalam hatiku ketika mendapat kabar bahwa judul yang diterima dan pembimbing yang luar biasa yang akan membantuku dalam menulis tugas akhir.

Pengalaman menulis terbaikku lahir di kampus ini, aku dibimbing oleh seorang Lektor Ilmu Gizi, bernama Ibu Ir. Astutik Pudjirahaju, M.Si dan Ibu Etik Sulistyowati, SST, SGz, M.Kes. Ingin sekali rasanya aku menceritakan banyak hal tentang perjuangan menulis, bukan hanya meulis tepatnya tetapi bagaimana Tugas Akhir/Skripsi bukan hanya untuk dipajang di Perpusatakaan bertahun-tahun saja, tetapi bisa berbicara banyak hal tentang isi yang ada di dalamnya. Fokus penelitian skripsiku bercerita tentang Ketahanan Pangan. Kompleks sekali jika kita berbicara tentang ketahanan pangan atau Food Security, dimana berdasarkan Framework of Malnutrition bahwa didalam kompenen penting terciptanya status gizi optimal didasarkan pada pola konsumsi yang merupakan salah satu sub bab dari sistem ketahanan pangan. 

Coretan dan lembaran demi lembaran aku sudah lalu bersama dengan pembimbing-pembimbingku, akhirnya aku melewai sidang seminar proposal yang baik dengan penguji yang luar biasa pula yaitu I Dewa Nyoman Supariasa, MPS. Seorang pakar gizi masyarakat yang sudah diakui di Indonesia, keliahiannya menangkap peluang untuk menulis lah yang bisa aku pelajari dari beliau. Iya, "bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang", mungkin sebuah untaian kalimat ini yang masih aku pegang hingga sekarang. Dalam sebuah kesempatan, aku pernah di minta beliau untuk turut mengedit sebuah buku yang saat itu posisi beliau sebagai seoarang Editor. Aku masih menantikan buku Gizi yang akan hadir tersebut, meskipun hanya membantu beliau, namun banyak pelajaran yang berharga dalam waktu seharian mengedit buku. Sebuah pengalaman yang luar biasa bagiku meskipun hanya di suguhkan sekotak ayam dan kentang dari salah satu makanan siap saji. 

Sejujurnya banyak pengalaman yang ingin aku bagikan dalam masa-masa perkuliahan DIV, atau masa-masa PKL, jika bisa di list maka dalam artikel berikutnya aku berusaha untuk menulis :
1. Makanan Khusus Atlet Bergizi Tinggi
2. Pengalaman PKL di Balai GAKI
3. Pengalaman PKL di PT. Aerofood Indonesia Unit Surabaya
4. Praktek Membuat Sari Ikan Gabus, Praktek Formula Enteral, Tikus Percobaan dan lain-lain
5. Kantin Sehat 
6. Pengalaman mengikuti 3th International Symposium Nutrition di USM Kelantan Malaysia.

Karena untuk menjadi besar, kita harus bisa membagikan pengalaman berharga dalam hidup kita, jika tidak berbagi maka pengalaman ini akan perlahan hilang. Berbagi itu indah merupakan sebuah jargon dalam blok yang berjudul Kampung Gizi ini, entah mengapa ingin sekali rasanya turut berbagi baik dari kehidupan pribadi, pengalaman pribadi bahkan sedikit berbagi ilmu gizi yang aku punya. Tentunya semua ini tak lepas dari proses pembelajaran dalam diri pribadi sehingga kita bisa menjadi insan yang nerimo dengan setiap kekurangan dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT. 

Tulisan ini aku tujukan sebagai suatu syndrome untuk terus memotivasi diri dalam berbagi tulisan dan berbagi pengalaman hidup yang sudah dilewati kepada para pembaca.

PALI, Sumsel. 26 April 2014
Sandy Ardiansyah, A.Md.Gz, SST Gizi

No comments:

Post a Comment